Sewaktu kuliah dulu
mantan pacar yang kini menjadi suami saya pernah mengantarkan dosen dari
jurusan kami ke pintu gerbang kampus. Kampus kami cukup jauh dan naik turun,
tak heran saya turun beberapa kilo karena setiap hari saya harus memiliki usaha
yang bersifat keolahragaan terlebih dahulu jika ingin kuliah. Belum lagi jika
terlambat, saya bisa mengeluarkan ekstra energi pada saat kondisi kritis itu.
Dosen wanita tersebut
terkenal akan ‘kejudesannya’, namun seiring berjalannya waktu, beliau berubah
layaknya bidadari. Beliau juga seperti artis di kampus kami, setiap ia lewat di
depan kami jalannya yang cepat membuat bola mata kita terikat pada aura nya,
mengikutinya sampai dia berada di ruangannya. Bagi kami beliau adalah salah
satu dosen yang cerdas dan kritis. Jadi kebanyakan orang segan untuk dekat
dengan beliau.
Dalam perjalanan
mengantarkan sang dosen, suami saya diajak suatu diskusi singkat. Beliau
menceritakan bahwa ada buku yang bagus yang dapat dibaca sebagai referensi.
Buku tersebut bernama law of attraction.
Beliau menyebutkan intisari dari buku tersebut. Sampai sekarang kami belum
membaca buku itu, karena penerbit yang beliau maksudkan belum kami dapatkan.
Inti yang ingin beliau
sampaikan adalah bahwa dalam diri manusia terdapat listrik statis yang dapat menarik
energi-energi listrik benda-beda sekitar. Sederhananya jika kita berpikir
positif, maka hal-hal yang positif akan datang menghampiri. Begitupun
sebaliknya. Apakah emosi juga bisa menarik energi?
Ketika saya menonton tv one disana mengundang seorang talent wanita muda yang menghaslkan
suatu ilustrasi gambar. Dimana dia menekankan bahwa gambar tersebut tercipta
karena sedang menunjukkan emosi tertentu seusai membaca. Emosi itu dia gambar
dan emosi yang ada di dalam gambar tersebut dapat menarik pembeli. Dia mengaku
bahwa pembeli jika melihat gambar dan warna yang ditampilkan pada gambarnya,
maka pesan emosi yang ingin dia sampaikan dapat tercitrakan menjadi sebuah
kesan ataupun perasaan.
Ini contoh beberapa
gambarnya, saya menyukai gambar wanita dengan rok dan menulis sesuatu di atas
buku.
(diambil dari : http://chuzailiving.wordpress.com/) |
Penciptanya bernama
Melissa Sunjaya
Ini adalah tokonya di
Darmawangsa Square City Walk, Jakarta :
Dia menulis buku juga,
katanya sih niatan awal memang menulis buku tapi untuk strateginya, dia menjual
produk terlebih dahulu. Dibantu Ibunya yang seorang home designer. Dia belajar seni kaligrafi juga dari ayahnya. Wow,
keluarga berdarah seni. :)
Ini lovely scetch, biasanya yang membeli
tipe konsumen wanita yang girly.
OMG, dia pakai pulpen
ternyata ya…
Jadi ingin kesana,
semoga ada rejekinya. I love talent
people... :) Suka banget sama suasana tokonya. So vintage, so warm. ^^ Mostly I loves their chair…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar