Bagi saya yang sekarang
berstatuskan ibu rumah tangga muda, televisi, buku, dapur, dan internet adalah
sahabat akrab selain suami dan keluarga. Sahabat akrab yang paling sering saya
ajak canda ketika sepi di rumah salah satunya televisi dan internet.
Televisi dengan
cerdiknya mampu membuat saya tertawa sendiri dengan program-program yang
disajikan. Infotainment contohnya, karena program ini paling sering disajikan
dan tentunya cara pemberitaannya di ulang-ulang. Ada yang sekedar highlight
ataupun pembahasan sampai ke akarnya. Bahkan beberapa acara berita juga sedikit
tidaknya membahas berita tentang artis-artis.
Menurut beberapa
peramal Indonesia, mereka sering menyebutkan bahwa di tahun 2012 akan banyak
pertengkaran dikarenakan cuaca yang panas. Cuaca panas ini memicu orang untuk
saling tersinggung, saling melawan dan saling membela diri. Katanya sih cuaca
panas ini dikarenakan adanya badai matahari.
Badai Matahari |
Salah satu contoh pertengakaran yang seringkali di ulang-ulang pemberitaannya oleh infotainment di Januari 2012 adalah perselisihan pendapat antara sebut saja salah satu artis yang juga politikus dengan salah satu komposer. Mereka berselisih akan perkataan yang dilontarkan oleh media elektrik blog dan media sosial twitter.
Karena kicauan
infotainment yang bertubi-tubi sehingga saya tidak mampu menangkap ocehan
mereka. Terlalu tidak jelas dan tidak mengangkat inti permasalahan. Akhirnya
saya bertanya pada internet. Kesimpulan dari pertengkaran ini mungkin salah
satunya penyampaian ketidaknyamanan melalui media tulisan.
Kalau tidak salah
tangkap, informasi ini berawal dari ketidaknyamanan artis tersebut terhadap
twitter salah seorang entah siapa itu. Dari sinilah akhirnya ybs. curhat tanpa
filter di blognya.
Kasus ini pun sudah ada
titik perdamaiannya. Tentunya emosi yang tidak terarah akan menyakiti banyak
pihak. Sampai masyarakat awam seperti saya ataupun kalian pasti akan
tersinggung juga jika menggunakan bahasa yang tidak terfilter.
Melalu media tulisan
biasanya candaan belum tentu dapat ditangkap sebagai canda. Karena kita tidak
mendengar intonasi suara orang tersebut, betul? Tersinggung biasa juga akibat
dari ketidakmampuan untuk memaknai perilaku yang dihasilkan oleh ybs.
Misalnya contoh salah
satu tulisan kemarahannya yang mungkin saja akan menyinggung banyak pihak adalah :
“Sehingga memang tidak
heran kelakuan dia sangat tidak berbudaya karena memang stadar S1 sih
ya?”
Jujur, saya sebagai S1
yang mendapatkan ijazah melalui jalur yang baik dan benar sedikit merasa
tersinggung jika digeneralisasikan
seperti itu. Sempat bertanya juga, apakah seseorang yang berbudaya juga akan
menjadi orang baik? Apa sih budaya itu? Budaya seperti apa yang dimaksudkan
olehnya? Apakah maksud kalimat itu memang untuk meng-diskreditkan S1? Nampaknya
saya harus cari beasiswa untuk melanjutkan studi supaya dapat dibilang
berbudaya jika memang benar S1 di-diskreditkan. Hihihi :)
Jika tidak bisa memaknai
artis dan juga politikus yang sedang dilanda kemarahan itu, mungkin ini bisa
jadi permasalahan yang berlarut-larut. Mungkin ybs. tidak bermaksud mengeneralisasikan
kemarahannya ya kepada semua S1. :)
Menurut
Ellis dan Beattie (1986) menjelaskan beberapa karakteristik berbeda antara
berbicara dan menulis, yaitu :
1.
Terjadi dalam isolasi dari orang lain;
2.
Termasuk keterlambatan dalam timbal
balik sosial;
3.
Membutuhkan perevisian dan pengeditan
yang ekstensif;
4.
Termasuk bahasa kompleks secara
sintaksis dan leksikal;
5.
Menjadi catatan dalam bentuk yang
permanen secara potensial.
Perbandingan antara
menulis dan berbicara menyatakan bahwa bahasa tulisan menunjukkan secara
signifikan lebih bervariasi dalam perbendaharaan kata daripada bahasa lisan,
baik formal ataupun informal. Hal ini dikarenakan dalam tulisan kita perlu
untuk merevisi dan mengedit tulisan sehingga terjadi penyampaian bahasa yang
tepat.
Penelitian yang
dilakukan oleh Hayes (1989) menunjukkan bahwa sejumlah perencanaan dan kualitas
perencanaan berkolerasi tinggi dengan kualitas dari teks yang ditulis. Jika tidak perlu revisi
dan edit lebih baik kita tuangkan dalam diary pribadi atau catatan-catatan
kecil yang tidak perlu diketahui oleh publik.
Banyak pasangan yang
bertengkar hanya gara-gara SMS, tidak jarang juga orang bertengkar karena salah
ucap satu kata ataupun salah intonasi. Penyampaian komunikasi yang tidak tepat
sasaran akan banyak terjadinya kesalahan persepsi yang kemudian berakibat pada
perilaku yang akan dihasilkan.
Mungkin ini yang dapat
saya maknai tentang kejadian ini. Dulu pada saat saya remaja, saya sempat
mengalami kejadian ‘tidak serupa tapi sama’ dengan itu. Oleh karena ini saya
mengalami fase stagnan dan berhenti menulis pada publik. Dan lebih berhati-hati
lagi untuk menuliskan ide-ide kepada publik. Ide tersbut baik yang memang
muncul dari pemikiran saya ataupun kicauan burung orang lain. Terlebih lagi ketika kita menuliskan kicauan burung orang lain yang kita tidak mengetahui keabsahannya. Jangan sampai orang lain yang salah malah kita yang kena dampak sosialnya. So I will more carefully to do this. :) Disarankan juga mempunyai editor pribadi.. :)
Ada istilah yang cocok
untuk memberi kesimpulan dari pemikiran ini :
“Mulutmu harimaumu dan
Ujung pena lebih tajam daripada ujung pedang” (Kalau sekarang jamannya twitter
dan keyboard ya.. ^^). Tapi itu semua tidak terlepas dari pembelajaran hidup.
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar