Jumat, 17 Februari 2012

# Sebuah Perjalanan Bernama "Menulis" #


Ketika suami saya menyarankan untuk menjadi blog walker, saya disarankan untuk melihat blog yang dibuat oleh sastrawan atau lulusan jurusan sastra. Entah mengapa dia menyarankan seperti itu, tapi ketika saya mencoba salah satunya, hal ini jadi menarik. Karena keinginan tahuan jadi berkembang mengenai bagaimana karakterisitik sastrawan itu. Dalam tulisan hasil karyanya, jadi saya merasa ingin mengobservasi secara mendalam.

Saya benar-benar membaca karya seorang penulis. Penulis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yg menulis atau juga bisa disebut pengarang. Apakah orang yang melakukan kegiatan tulis menulis bisa disebut penulis juga? Maklum saya waktu sekolah tidak terlalu gemar dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Hihihi…

Suami dan saya memiliki perasaan yang sama ketika sedang gemar menulis. Jika kami melihat blog orang lain, kita selalu merasa tulisan mereka sangat bagus sekali. Sehingga kami pun merasa ‘jiper’ atau tidak percaya diri untuk menulis kepada massa. Mungkin istilah rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri selalu menjadi peribahasa yang sangat popular. Walau kita tidak tahu apakah rumput hijau itu memang asli atau palsu, betul?

Terasa jika selalu seperti itu, akhirnya ada perasaan pembatasan kebebasan menulis. Umumnya orang yang menggeluti profesi sastrawan mempunyai kebebasan menulis sendiri. Tentunya masih dalam ranah kesusastraannya dan gaya penulisannya sendiri. Ada yang bersifat tersirat (penuh dengan majas, dlsb) ada juga yang melakukannya secara terang-terangan. Itulah keberagaman karya otentik.

Ada orang bilang bahwa semakin banyak menulis, maka anda akan menjadi seorang penulis. Jam terbang dibutuhkan untuk menjadi seorang profesional. Saya pun mengamini pernyataan tersebut, karena di dunia keilmuan saya memang orang yang sering membaca karakter akan semakin professional. Seperti almarhum Pak Nimpuno, hanya melihat gaya berjalan seseorang dia sudah tau karakteristik orang tersebut seperti apa. Kalau di blog pasti terlihat juga ya, usia aktual dia berada di fase mana, pola berpikir dia seperti apa, sampai dorongan yang tidak bisa ia citrakan ke permukaan di kehidupan nyatanya.




Menurut saya menjadi penulis handal perlu niatan, keyakinan untuk memulai, belajar, dan terus berjuang. Pisau tidak akan tajam jikat tidak terus diasah, kan? Bahkan jika tidak digunakan, lama-lama akan berkarat. Sama pulanya dengan bakat, jika tidak ditekuni dan dipakai, ia akan musnah. Just write with your heart.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar